Selamat datang di blog kuansing nursery, tempat
berbagi dan belajar bersama seputar berkebun dan bercocok tanam. Kali ini akan
saya bagikan pengalaman tentang tehnik dan cara agar tanaman buah jambu air cepat berbuah dan lebat.
Untuk menghasilkan buah jambu air
yang segar, manis, lebat, dan warnanya bagus ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dan bisa dikategorikan ke dua macam, yakni faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal diantaranya adalah iklim/cuaca/musim, kondisi
geografis tempat menanam buah jambu air, curah hujan, angin dan lain
sebagainya. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
buah jambu airdiantaranya adalah perlakuan kita terhadap
tanaman, termasuk di dalamnya adalah penyiraman, pemupukan, perontokan,
penyiangan hama, penyemprotan dan lain sebagainya.
Untuk faktor eksternal tentunya kita
tidak perlu mengubahnya, tetapi menyikapinya sesuai dengan kondisi yang
terjadi. Semisal pada saat musim penghujan maka tidak perlu kiranya menyirami
tiap hari tetapi bisa dua atau tiga kali sehari saja.
Dalam usaha agar buah jambu air
berbuah seperti yang diharapkan maka tidak bisa lepas dari proses awal pertama
kali menyiapkan bibit buah jambu air, menyiapkan media tanam sampai ke tehnik
penanaman buah jambu air.
Entah menanam apapun, untuk
mendapatkan hasil yang berkualitas dan maksimal itu tidak cuma asal-asalan;
asal nandur, asal bibit, asal uwoh. Semua butuh proses dan dalam proses itu ada
ilmunya. Mengaca pada petani buah di thailand / taiwan, kalau mereka gagal 1
atau 3 kali, malah semakin bersemangat dan akan terus berusaha mencari
solusinya bagaimana supaya tidak gagal lagi. Sehingga mereka semakin menguasai
teknologinya.
Baiklah, itu sedikit gambaran sebagai
perbandingan. Berikutnya langsung saja akan kita bahas tehnik atau cara agar
buah jambu air bisa berbuah cepat dan lebat.
1.
Pemupukan buah jambu air
Pemupukan jambu air dilakukan kurang
lebih tiga bulan setelah masa tanam. Setelah itu tiga bulan kemudian perlu
diadakan pemupukan lagi. Pada saat pemupukan kedua ini pemupukan berupa pupuk
kandang seperti kotoran kambing sebanyak 15 kg, ditambah dengan TS sebanyak
100-150 gram. Takaran ini diberikan lagi 3-4 bulan berikutnya, dan diatahkan
bagi satu pohon saja atau satu pot.
Cara pemberian pupuk kandang
Pupuk kandang yang telah disiapkan
kemudian dibenamkan dalam media tanam di dalam pot secara merata. Pupuk TS
dibenamkan juga tetapi cukup di bagian pinggiran dalam pot. Setelah pemberian
pupuk, pot langsung disiram sampai merata basahnya. Lantas penyiraman rutin
dilakukan setiap pagi hari kalau kebetulan waktu itu tidak turun hujan.
Meski media tanam menggunakan pupuk
kandang, pupuk organik masih tetap diperlukan dalam menanam bibit tanaman.
Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram
per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK
(15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup
basah.
2.
Penyiraman dan Penggemburan Media Tanam
Secara spesifik, merawat tanaman buah
jambu air terutama yang menggunakan media pot harus memerhatikan beberapa
faktor. Pertama, untuk penyiraman di musim kemarau sangat diperlukan. Minimal
sekali dalam sehari agar pohon jambu air tidak dehidrasi. Jika penyiraman
menggunakan air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu
semalam dan esoknya baru disiramkan.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya,
usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam.
Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar. Penyiramannya juga
tergantung musim, saatnya musim panas minimal sehari sekali, begitu juga
sebaliknya. Waktu penyiraman pagi bisa dilakukan sebelum pukul 09.00 dan sore
sesudah pukul 16.00.
Kemudian masalah yang kedua adalah
penggemburan. Usahakan media tanam bibit tanamantidak memadat. Pemadatan media
biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan
penggemburan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai Anda merusak
akarnya.
Berikutnya penggantian tanah.
Mengganti media tanah tanaman setahun sekali sudah cukup. Namun,akan lebih baik
lagi jika dilakukan dua kali dalam setahun. Terlebih jika akarnya sudah jebol,
media pot harus segera diganti.
3.
Mengurangi Daun jambu Air
Perontokan daun dilakukan setelah
tanaman jambu airnya berumur 6-8 bulan, atau 3-4 bulan setelah pemupukan awal,
atau sekitar sebulan sesudah pemupukan di atas dilakukan.
Cara perontokan ialah dengan membuang
daun pada tiap ranting pohon. Daun yang disisakan hanya 4 lembar saja yang
berada di pucuk -pucuknya. Pekerjaan ini dilakukan pada saat kondisi tanaman
sedang sehat dan subur. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa perontokan daun
dilakukan setelah pemupukan. Kondisi lingkungan juga perlu menjadi pertimbangan
saat akan merontokkan daun jambu air. Jika cuaca panas sekali perontokan harus
ditunda. Perontokan ini berfungsi untuk merangsang pohon jambu berbuah.
Selain perontokan daun juga bisa
diterapkan tehnik pemangkasan. Tujuan pemangkasan di sini adalah di samping
untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang
dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur
kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75-100 cm dari permukaan drum.
Cara pemangkasan adalah untuk
pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai
50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder.
Pilih hanya tiga cabang sekunder per
cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang
tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Dari ketiga cabang tersier inilah
akan terjadi pembungaan dan pembuahan.
4.
Penyemprotan ZPT
ZPT adalah zat pengatur tumbuh.
Penyemprotan dilakukan setelah tanamnya kuat dan sehat. Penyemprotan ZPT
dilakukan setelah pemupukan lanjutan pertama. Saat penyemprotan sebaiknya
dilakukan saat udara tidak panas.
Penyemprotan itu dilakukan selang 2
minggu sekali kalau udara dan kesehatan pohon memungkinkan, dengan takaran 1 cc
Atonik per 1-2 liter air. Disamping itu tanaman sudah tentu tidak lupa disiram
air kecuali kalau hujan turun.
Selain disemprotkan Atonik, jambu air
disemprot insektisida pembasmi serangga, takaran 2 cc per liter air. Pada umur
setahun, sejak ditanam, jambu air biasanya sudah dapat berbuah.
Penyemprotan menggunakan pupuk
anorganik bisa juga diterapkan, salah satu jenis yang cukup bagus adalah pupuk
“Farmpion”.
Pupuk majemuk lengkap “Farmpion”
mempunyai kandungan hara makro yang bersifat instant water soluble (100% larut
dalam air) serta bebas kandungan C1 (free of Cholorine), sedangkan unsur mikro
dalam bentuk chelated (siap serap dan tidak diikat oleh tanah). Ramah
lingkungan, karena tidak akan menyebabkan tanah menjadi asam, sangat efektif
sebab anjuran aplikasi Farmpion fertilizer dengan spray / semprot, sehingga
kehilangan akibat tercuci, menguap dan infiltrasi sangat kecil, dan penyerapan
unsur hara tanaman dapat langsung tersuplai melalui daun, batang, dan akar yang
terkena cairan semprot pupuk. Unsur makro (N-P-K) semua dalam bentuk tersedia.
Nitrogen (N) dalam bentuk nitrat (NO3), Phasphate (P) dalam bentuk P2O5 Kalium
(K) dalam bentuk K2O. Unsur second makro (Ca, Mg, dan S) dan unsur hara mikro
(B, Mn, Fe, Zn, Mo, dan Cu) sudah tersedia dalam satu kali aplikasi, sehingga
kebutuhan hara tanaman dapat tersedia dalam waktu yang bersamaan, semua unsur
yang terkandung dalam pupuk majemuk lengkap.
Wah, ternyata banyak juga ya yang
harus dilakukan agar jambu air dapat berbuah bagus. Memang kalau hobi
berkebun itu, termasuk usaha tabulampot, tetap harus memerlukan perawatan agar
hasil yang diinginkan juga maksimal dan tanaman yang dirawat produktif.
Bukankah tanaman makhluk hidup juga yang butuh dirawat dengan kasih sayang.